RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter

RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter - Sudah bersiapkah Anda untuk bertugas sebagai guru pada tahun Pelajaran 2015/2016? Pasti sudah pada siap ya, Sekarang sudah saatnya Anda berlibur akhir tahun. Isilah waktu dengan sebaik-baiknya untuk menghilangkan kepenatan dan kesibukan mengajar di tahun kemarin. Jika Anda guru yang mengajar di SMK Akomodasi Perhotelan, atau Anda kepalas sekolah di SMK tersebut, maka Anda perlum memiliki RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter baik untuk Anda atau untuk guru-guru Anda.

Baca juga: Download RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas 7

Kami menyajikan RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter lengkap dengan silabusnya. yang bisa Anda jadikan pedoman mengajar Anda kepada murid-murid. Sudah pasti RPP, silabus dan perangkat pembelajaran lainnya adalah hal yang wajib disiapkan oleh para pendidik agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dan siswa dapat diharapkan menguasai dan mempraktekkan segala pelajaran yang Ibu Bapak ajarkan.

RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter

RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter ini bisa Anda jadikan pegangan Anda atau untuk perbandingan juga bisa. Benuknya atau formatnya adalah Ms.Word yang bisa Anda edit sesuai dengan kebutuhan Anda. RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter sangat cocok untuk Anda.

Daftar isi paket RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter ini adalah sebagai berikut:
  1. RPP Housekeeping Tamu
  2. RPP Komunikasi Telephone
  3. RPP Komunikasi Tempat Kerja
  4. RPP Membersihkan Area Peralatan
  5. RPP Memelihara Catatan Keuangan
  6. RPP Memproses Reservasi
  7. RPP Memproses Transaksi Keuangan
  8. RPP Menyiapkan Kamar Tamu
  9. RPP MKKP K3LH BLBS MMIP MKK
  10. RPP Pakaian Tamu
  11. RPP Porter
  12. RRP Receptionist
Daftar Silabus:
  1. Silabus Housekeeping Tamu
  2. Silabus Komunikasi Telephone
  3. Silabus Membersihkan Area Peralatan
  4. Silabus Menyiapkan Kamar Tamu
  5. Silabus MKKP K3LH BLBS MMIP MKK
  6. Silabus Pakaian Tamu
  7. Silabus Receptionis Porter
Itulah daftar RPP dan Silabus Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter yang Anda bisa dapatkan.

Download RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas 7

Silabus yaitu ide pembelajaran kepada sebuah dan/atau group mata pelajaran/tema tertentu yg mencakup standar kompetensi, kompetensi basic, materi pokok/pembelajaran, aktivitas pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi diwaktu, & sumber/bahan/alat menuntut ilmu. Silabus ialah penjabaran standar kompetensi & kompetensi basic ke dalam materi pokok/pembelajaran, aktivitas pembelajaran, & indikator pencapaian kompetensi buat penilaian (BSNP, 2006 : 14). RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII.  RPP yakni singkatan dari Konsep Pengerjaan Pembelajaran, RPP merupakan gagasan yg menggambarkan prosedur & pengorganisasian pembelajaran buat mencapai satu kompetensi basic yg ditetapkan dalam Standar Mengisi & di jabarkan dalam Silabus. Lingkup Ide Pembuatan Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi basic yg terdiri atas 1 (satu) indikator atau sekian banyak indikator utk 1 (satu) kali jumpa atau lebih.
Download RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas 7

Sample RPP Matematika Berkarakter SMP/MTS Kelas VII ini bertujuan utk menunjang guru yg membutuhkan yang merupakan bahan referensi utk menyusun RPP & Silabus berkarakter.
Bpk & Ibu guru sanggup download RPP Matematika SMP/MTS kelas VII dengan cara cuma-cuma lewat link unduh di bawah ini.

Berikut RPP Matematika berkarakter SMP Kelas 7 8 & 9
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII - 1
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII - 2
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VIII - 1
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VIII - 2
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas IX - 1
RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas IX - 2

Berikut RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 7 Semester satu
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 7 Semester dua
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 8 Semester satu
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 8 Semester dua
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 9 Semester satu
Silabus Matematika Berkarakter SMP Kelas 9 Semester dua

Tidak Hanya Silabus & RPP Matematika Berkarakter kamu pun mampu mendownload piranti pengajar yg yang lain :
1. SK KD
2. Pemetaan
3. Acara Semester
4. Acara Tahunan
5. KKM

Berbagai Cara agar Siswa Bersikap Jujur

Kejujuran yaitu bab mula-mula dari buku kebijaksanaan…” demikian kata Thomas Jefferson.

Dikarenakan ditempatkan di bab perdana, berarti kejujuran itu posisinya teramat vital ya, Bro-Sist? Nah untuk anda yg pengin cobalah lebih jujur, untuk orang tua yg pengin membina siswa supaya lebih jujur & pula untuk para Bapak/Ibu guru yg pengin menempelkan kejujuran terhadap muridnya, berikut sekian banyak tipsnya :

1. Reward utk Kebenaran

Lebih serentak memarahi atau memujiii?
Memang Lah ya, kadang kita lebih ‘semangat’ menghukum ketimbang berikan reward. Diwaktu anak/siswa melaksanakan kesalahan (meskipun sepele), kita sigap memarahinya. Tapi waktu anak/siswa melaksanakan kebaikan (biarpun sepele pun), kita tak terlampaui refleks buat memujinya, minimal dgn kata-kata atau bahkan pelukan.

Padahal, bila siswa sudah bersikap jujur, semestinya kita berikan apresiasi. Contohnya mereka memberikan duit kembalian cocok dgn perhitungan kita, jujur mengemukakan jika mereka sudah laksanakan sebuah perihal, dll. Aspek itu bakal menumbuhkan rasa yakin diri juga meyakinkan sang anak apabila tingkah laku baik itu benar-benar mengambil resiko positif.

2. Melatih Anak/Siswa buat Berkata Kebenaran Dengan Cara Utuh

Juga Sebagai ortu/guru/orang yg lebih dewasa, alangkah baiknya kita tanamkan kejujuran dengan cara dini. Bantu anak/siswa utk mendalami apa itu “kebenaran utuh” & “kebenaran yg setangah-setengah”. Maka, dari mungil hingga kelak dewasa, mereka tidak bakal mencampur-adukkan kebenaran dgn sebuah kebohongan. Contohnya mereka jujur sudah bilang jikalau sepulang sekolah bermain ke rumah Si A, tapi mereka bohong bersama mengemukakan sudah bekerja grup(padahal main-main Play Station).

Baca juga:  Siswa Harus di Ajak Bersikap Jujur


3. Biarkan Anak Tahu Bahwa Kebenaran Kadang-kadang Pahit, Tetapi itu yg Paling Baik

Tanamkan kepada anak, bahwa kebenaran senantiasa mengalahkan segala sesuatu. Sepahit apapun itu. Benar-benar, bakal ada konsekuensi atas segala kejujuran. Misal anak sudah jujur jikalau ia sudah bolos sekolah bersama argumen blah.. blah.. blah.. Juga Sebagai resikonya, kita dapat berikan hukuman (pasti, sesudah pertimbangkan argumen & keringanan atas kejujuran mereka).

Katakan terhadap mereka, bahwa hukuman yg sudah di terima akibat kejujuran itu lebih ringan ketimbang jikalau mereka berbohong. Lebih jelek lagi. Bersama demikian, anak/murid dapat paham bahwa faktor yg paling mutlak merupakan menyampaikan yg sebenarnya.

4. Dorong Anak/Siswa utk mencari Sohib yg Jujur

Sama Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, yg menganalogikan jikalau kita sahabatan sama bakul minyak wangi, kita dapat terbawa wangi. Begitupun bila kita sahabatan sama pandai besi, kita bakal kecipratan arang/api.

Buat itu, kalau kawan-kawan anak/siswa kita itu senang berbohong & menipu, mungkin gede mereka dapat terbawa pula. Sebaliknya, jika rekan-rekan itu terhormat & jujur​​, sehingga anak/siswa kita pula bakal condong jadi sama.

5. Jadi Teladan/Panutan Kebenaran

Biar sikap jujur anak/siswa semakin terpupuk, pasti saja kita harus jadi model bagi mereka. Hati-hati dalam bicara, berikan argumen atau lakukan sesuatu. Anak/siswa mampu saja meneliti & mencontoh segala tingkah polah kita.

Mencubit perkataan Aa Gym, terapkan 3M dalam kejujuran. Sejak Mulai dari diri sendiri, Mulai Sejak dari perihal yg paling kecil & Sejak Mulai dari waktu ini. Mariii…

Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP

Kurikulum 2013 telah diimplementasikan terhadap th pelajaran 2013/2014 terhadap sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan dengan cara resmi terhadap tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yg baru pasti memiliki perbedaan dgn yg lama. Demikian serta kurikulum 2013 memiliki perbedaan bersama KTSP. Berikut ini yaitu perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP


No
Kurikulum 2013
KTSP
1 SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2 Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3 di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
6 TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran TIK sebagai mata pelajaran
7 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA Penjurusan mulai kelas XI
10 BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP. Meski kayaknya terdapat perbedaan yg teramat jauh antara Kurikulum 2013 & KTSP, tetapi sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach) yg terhadap hakekatnya yaitu pembelajaran berpusat terhadap peserta didik. Peserta Didik mencari wawasan bukan menerima wawasan. Pendekatan ini memiliki esensi yg sama bersama Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, namun masalah implementasi yg tak jalan di kelas. Sanggup menjadi pendekatan ilmiah yg dikenalkan di Kurikulum 2013 dapat bernasib sama dgn pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu jikalau guru tak paham & tak dapat menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

Landasan Hukum KTSP

Pengembangan dan penerapan KTSP berdasarkan landasan hukum yang ditetapkan pemerintah, dengan demikian KTSP memiliki payung hukum untuk dekembangkan dan diimplementasikan dalam pendidikan di Indonesia. Pada posting kali ini, kami sekedar berbagi informasi mengenai landasan hukum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tersebut.

Landasan hukum KTSP

  1. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
  2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional PendidikanKetentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20
  3. Standar Isi - SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006.
  4. Standar Kompetensi Lulusan - SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

Menangani Siswa Bermasalah di Sekolah

Di sekolah amat sangat bisa jadi ditemukan peserta didik yg yg bermasalah, bersama menunjukkan bermacam gejala penyimpangan tabiat. yg merentang dari jenis ringan s/d berat. Upaya buat menangani peserta didik yg bermasalah, khususnya yg terkait bersama pelanggaran patuh aturan sekolah bakal dilakukan lewat dua pendekatan yakni : (1) pendekatan patuh aturan & (2) pendekatan bimbingan & konseling.

Menangani Siswa Bermasalah di Sekolah lewat pendekatan patuh aturan merujuk terhadap aturan & ketentuan(tata tertib) yg berlaku di sekolah beserta sanksinya. Juga Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata tertib) peserta didik beserta sanksinya memang lah butuh ditegakkan utk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya beragam penyimpangan tabiat peserta didik. Kendati begitu, mesti diingat sekolah bukan “lembaga hukum” yg mesti mengobral sanksi terhadap peserta didik yg mengalami ganjalan penyimpangan tabiat. Yang Merupakan dinas pendidikan, justru kebutuhan utamanya merupakan gimana mengusahakan menyembuhkan segala penyimpangan tingkah laku yg berjalan kepada para siswanya.



Oleh lantaran itu, disinilah pendekatan yg ke-2 butuh diperlukan yakni pendekatan lewat Bimbingan & Konseling. Berlainan bersama pendekatan patuh aturan yg mengizinkan pemberian sanksi utk membuahkan resiko jera, menangani siswa bermasalah di sekolah lewat Bimbingan & Konseling justru lebih mengutamakan kepada upaya penyembuhan dgn memanfaatkan bermacam pelayanan & teknik yg ada. Menangani siswa bermasalah di sekolah lewat Bimbingan & Konseling sama sekali tak memakai wujud sanksi apa juga, namun lebih mengandalkan terhadap terjadinya mutu jalinan interpersonal yg saling yakin di antara konselor & peserta didik yg bermasalah, maka setahap demi setahap peserta didik tersebut mampu mendalami & menerima diri & lingkungannya, pula sanggup mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yg tambah baik.

Dengan Cara visual, ke-2 pendekatan dalam menangani peserta didik bermasalah akan dipandang dalam bagan berikut ini :

Mekanisme penanganan peserta didik bermasalah



Bersama menonton gambar diatas, kita mampu mendalami bahwa di antara ke-2 pendekatan penanganan peserta didik bermasalah tersebut, meskipun mempunyai kiat yg berlainan namun bila di lihat dari sisi tujuannya terhadap dasarnya sama merupakan tercapainya penyesuaian diri atau perkembangan yg optimal terhadap peserta didik yg bermasalah. Oleh sebab itu, ke-2 pendekatan tersebut seyogyanya bakal terjadi sinergis & saling melengkapi.

Juga Sebagai ilustrasi, umpamanya di satu buah sekolah ditemukan kasus satu orang siswi yg hamil akibat pergaulan bebas, sementara tata tertib sekolah dengan cara tegas menyebut buat kasus begitu, peserta didik yg bersangkutan mesti dikeluarkan. Seandainya cuma mengandalkan pendekatan patuh aturan, mungkin saja aksi yg bakal diambil sekolah ialah mengupayakan memanggil orang tua/wali peserta didik yg bersangkutan & ujung-ujungnya peserta didik dinyatakan dikembalikan terhadap orang lanjut usia(istilah lain dari dikeluarkan). Seandainya tidak dengan intervensi Bimbingan & Konseling, sehingga amat mungkin saja peserta didik yg bersangkutan dapat meninggalkan sekolah dgn dihinggapi masalah-masalah baru yg justru bakal makin memperparah kondisi. Namun dgn intervensi Bimbingan & Konseling di dalamnya, di inginkan peserta didik yg bersangkutan mampu tumbuh perasaan & pemikiran positif atas masalah yg menimpa ia, contohnya dengan cara sadar menerima dampak yg berjalan, kemauan buat tak mengupayakan menggugurkan kandungan yg akan membahayakan dia ataupun janin yg dikandungnya, kemauan buat menambahkan sekolah, pun hal-hal positif yang lain, biarpun ujung-ujungnya peserta didik yg bersangkutan konsisten mesti dikeluarkan dari sekolah.

Butuh digarisbawahi, dalam elemen ini bukan berarti Guru BK/Konselor yg mesti mendorong atau bahkan memaksa peserta didik utk ke luar dari sekolahnya. Persoalan mengeluarkan peserta didik adalah wewenang kepala sekolah, & pekerjaan Guru BK/Konselor hanyalah menolong peserta didik biar sanggup mendapati kebahagiaan dalam hidupnya.

makin jauh, meskipun waktu ini paradigma layanan Bimbingan & Konseling lebih mengedepankan layanan yg bersifat pencegahan & pengembangan, layanan Bimbingan & Konseling kepada peserta didik bermasalah masihlah tetap jadi perhatian. Dalam faktor ini, butuh diingat bahwa tak seluruh masalah peserta didik mesti ditangani oleh guru BK (konselor). Dalam faktor ini, Sofyan S. Willis (2004) menyampaikan tingkatan masalah berserta mekanisme & Pegawai yg menanganinya, sama seperti kelihatan dalam bagan berikut :
Tingkatan masalah peserta didik berserta mekanisme penanganannya

Tingkatan masalah peserta didik berserta mekanisme penanganannya

Masalah (kasus) ringan, seperti : membolos, enggan, kesusahan menggali ilmu kepada sektor tertentu, berkelahi dgn sahabat sekolah, bertengkar, minum minuman keras step awal, berpacaran, melakukan pencurian kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas & guru dgn berkonsultasi pada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) & mengadakan kunjungan rumah.
Masalah (kasus) sedang, seperti : kesukaran emosional, berpacaran, dgn aksi menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesusahan menggali ilmu, lantaran kendala di keluarga, minum minuman keras step pertengahan, melakukan pencurian kelas sedang, lakukan rintangan sosial & asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru BK (konselor), bersama berkonsultasi bersama kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan seterusnya. Bisa pun mengadakankonferensi kasus.
Masalah (kasus) berat,seperti : rintangan emosional berat, kecanduan alkohol & narkotika, tersangka kriminalitas, peserta didik hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dgn senjata tajam atau senjata api. Kasus berat dilakukan referal (alihtangan kasus) pada ahli psikologi & psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yg diawal mulanya lebih-lebih dulu dilakukan aktivitas konferensi kasus.

Bersama menyaksikan penjelasan diatas, kelihatan terang bahwa menangani Siswa Bermasalah di Sekolah lewat pendekatan Bimbingan & Konseling tak semata-mata jadi tanggung jawab guru BK/konselor di sekolah tapi sanggup melibatkan serta beraneka pihak lain buat bersama-sama menunjang peserta didik supaya mendapatkan penyesuaian diri & perkembangan pribadi dengan cara optimal.

Segala usaha ini bisa membuat Anda menjadi karakter guru yang ideal, profesional dan menjadi panutan di sekolah